Selama ini kita mengenal bebek sebagai hewan yang memiliki banyak sumber daya. Selain telur dan dagingnya yang digemari banyak orang, kotoran bebek juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur bebek juga sangat tinggi. Banyak warung yang masih skala kaki lima maupun restoran ternama berlomba-lomba menyajikan menu olahan daging dan telur bebek. Peluang itulah yang selama ini ditekuni Bapak Endro Heri Purwanto (39) dengan membangun usaha peternakan bebek.
Ditemui di rumahnya Kamis (28/4), Bapak Endro mengaku sudah menjalankan usaha beternak bebek sejak tahun 2006. “Saya melihat bahwa beternak bebek masih menjanjikan, tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi tidak sebanding dengan kapasitas daging dan telur di pasaran,” terang security sebuah showroom mobil terkenal itu. Atas dasar itulah, pada tahun tersebut Pak Endro membeli 50 ekor bebek betina untuk diternakkan dan diambil telurnya. Menurutnya beternak bebek tidaklah sulit, hanya diperlukan ketekunan dalam pemberian pakan dan menjaga kualitas perawatan. “Bebek itu memiliki sifat mudah stress, sehingga kalau sudah stress akibatnya produksi telurnya juga akan menurun drastis,” imbuh Pak Endro.
Pak Endro membeli bebek yang siap bertelur dari Pasar Klaten dan Pasar Prambanan. Harga bebek siap bertelur Rp.55.000,00/ ekor; sementara untuk bebek yang sudah bertelur Rp.50.000,00/ ekor. Bebek-bebek tersebut ditempatkan dalam kandang tertutup yang dibagi menjadi 3 plong (partisi bagian). “Masing-masing plong kami isi maksimal 60 ekor bebek betina,” jelas bapak satu orang putra tersebut. Diakui Pak Endro, bebek memiliki produktivitas tinggi dalam bertelur. Setiap hari masing-masing bebek bisa bertelur sebanyak 1 butir. “Umur 7-8 bulan bebek sudah rutin dalam bertelur, bahkan ada yang sampai umur 12 bulan masih saja produktif bertelur,” kata Pak Endro tentang produktivitas bebek.
Cara beternak bebek
Perubahan cuaca menjadi faktor penting dalam pemeliharaan bebek petelur. Menurut Pak Endro, bebek yang hidup kandang lebih suka di tempatkan pada tanah kering, sementara untuk bebek umbaran (bebek angon dalam bahasa jawa) lebih menyukai tempat yang basah. “Saat musim kemarau produktivitas bebek kandang sangat tinggi, sementara saat musim hujan dipastikan akan terjadi penurunan yang signifikan,” imbuh Pak Endro dilokasi kandangnya Dusun Klampok RT 01/ 24 Sendangtirto Berbah Sleman. Saat ini dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, Pak Endro mengalami kesulitan dalam memperhitungkan tingkat produktivitas bebek-bebek peliharaannya.
peternak bebekSelain cuaca, pakan juga memiliki peranan cukup besar dalam produktivitas bebek petelur. Selama ini, Pak Endro memberikan pakan berupa bekatul dan konsentrat. “Dalam sehari, kami memberikan pakan 9 kg bekatul dan 2 kg konsentrat untuk bebek 50 ekor,” jelas Pak Endro. Pakan-pakan tersebut dicampur dalam satu adonan untuk kemudian diberikan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari. Untuk bebek kandang yang biasanya tanpa pejantan, kualitas pakan menjadi sangat penting untuk menjaga produktivitas dan kualitas telur-telur yang dihasilkan. Dan selama 5 tahun menjalankan bisnis ternak bebek tersebut, Pak Endro mengakui jika komposisi pakan yang selama ini diberikan kepada bebek-bebeknya masih tergolong standar. “Banyak konsentrat yang memiliki kualitas lebih bagus, namun karena keterbatasan modal selama ini kami memberikan pakan yang standar-standar saja,” akui Pak Endro kepada tim liputan bisnisUKM.
bebek petelurHarga telur bebek mentah yang dipasarkan Pak Endro adalah Rp.1.150,00/ butir. Namun harga tersebut akan berubah jika sudah sampai ke tangan penjual yang ada di pasar. “Dalam sehari, masing-masing bebek memberikan keuntungan bersih Rp.300,00 sehingga dalam satu bulan rata-rata kami memperoleh omzet 1 jutaan,” tambah bapak yang mengaku belajar beternak bebek dari pamannya tersebut.
Dalam menjalankan usaha ternak bebeknya itu, Pak Endro mengalami yang namanya pasang surut sebuah usaha. “Paling parah ketika terjadi erupsi merapi akhir tahun kemarin, efek belerang dari hujan abu merapi membuat bebek stress sehingga tidak mau bertelur sehingga terpaksa kami tukar dengan bebek baru yang lebih fresh,” kata Pak Endro. Di akhir wawancaranya, beliau membagi tips bisnis bagi orang yang ingin beternak bebek. “Yang paling penting dalam beternak bebek adalah orang yang memberi makan jangan ganti-ganti biar bebek tidak stress, selain itu kualitas pakan harus menjadi prioritas, terutama untuk bebek kandang agar produktivitas telur tetap tinggi,” ujar Pak Endro sekaligus menutup wawancara sore itu.
Sumber : http://bisnisukm.com/peluang-bisnis-beternak-bebek.html
Beternak Bebek Secara Intensif
Bebek adalah hewan penurut, bahkan mereka bisa baris lho… Bebek mudah di ternakkan dan dipelihara. Banyak sekali sumber daya yang bisa kita ambil dari bebek ini, ada telurnya, dagingnya bahkan kotorannya bisa di jadikan pupuk. Penggemar daging dan telur bebek sekarang semakin banyak, karena rasa dari dagingnya yang sangat lezat. Telurnya pun bisa dibikin telur asin yang tak kalah lezat dengan dagingnya. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur bebek ini sangatlah tinggi, nah inilah kesempatan Anda karena bisnis ini masih sangat potensial untuk dijalankan.
Umumnya usaha peternakan bebek ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).
Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata bebek lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, bebek alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.
Pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.
* Bebek Siap Telur = Rp 39.000,- S/d Rp 42.000,-
* DOD Betina = Rp 3700,-
* DOD Jantan = Rp 3200-
* Bebek Potong 1,2 kg s/d 1,3 kg = Rp 19.500,-
* Telur Tetas = Rp 1250,-
* Telur Konsumsi = Rp. 900,-
Usaha peternakan itik di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik, antara lain :
1. Seleksi Bibit
Bibit itik di Indonesia dibagi dalam dua kelompok yaitu :
a. Itik Lokal
1). Itik Tegal (Tegal).
* Ciri-ciri : warna bulu putih polos sampai cokelat hitam, warna paruh dan kaki kuning atau hitam.
2). Itik Mojosari (Mojosari Jawa Timur).
* Ciri-ciri : warna bulu cokelat muda sampai cokelat tua, warna paruh hitam dan kaki berwarna hitam.
3). Itik Alabio (Amuntai Kalimantan Selatan).
* Ciri-ciri : badan lebih besar dibandingkan dengan itik Tegal.
4). Itik Asahan dikembangkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara.
b. Itik Persilangan
2. Pakan
a. Jenis Pakan : jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dll.
b. Pemberian Pakan :
* Umur 1 – 2 minggu 60 gr/ekor/hari.
* Umur 3 – 4 minggu 80 gr/ekor/hari.
* Umur 5 – 9 minggu 100 gr/ekor/hari.
* Umur 10 minggu 150-180gr/ekor/hari.
3. Perkandangan
a. Lokasi Kandang
* Jauh dari keramaian.
* Ada atau dekat dengan sumber air.
* Tidak terlalu dekat dengan rumah.
* Mudah dalam pengawasan.
b. Bahan kandang bisa terbuat dari kerangka kayu atau bambu, atap genteng dan lantainya pasir atau kapur.
c. Daya tampung untuk 100 ekor itik :
* Umur 1 hari – 2 minggu 1 -2 m.
* Umur 1 – 2 minggu 2 – 4 m.
* Umur 2 – 4 minggu 4 – 6 m.
* Umur 4 – 6 minggu 6 – 8 m.
* Umur 6 – 8 minggu 8 – 10 m.
Itik dara sampai umur 6 bulan 5 – 10 ekor/m.
4. Tatalaksana Pemeliharaan
a. Secara ekstensif yaitu pemeliharaan yang berpindah-pindah.
b. Secara intensif yaitu secara terus-menerus dikandangkan seperti ayam ras.
c. Secara semi intensif yaitu dipelihara di kandang yanga ada halaman berpagar.
Perbandingan jantan dan betina (sex ratio) adalah 1 : 10 dan dipilih ternak itik yang berproduksi tinggi.
5. Kesehatan
a. Penyakit Berak Kapur.
Penyebab : Bakteri Salmonella Pullorum. Tanda-tanda : Berak putih, lengket seperti pasta.
Pencegahan: Kebersihan kandang, makanan, minuman, vaksinasi, dan itik yang sakit dipisahkan.
b. Penyakit Cacing.
Penyebab : Berbagai jenis cacing.
Tanda-tanda : Nafsu makan kurang, kadang-kadang mencret, bulu kusam, kurus, dan produksi telur menurun. Pencegahan: Kandang harus bersih, kering tidak lembab, makanan dan minuman harus bersih dan sanitasi kandang.
c. Lumpuh.
Penyebab : Kekurangan vitamin B.
Tanda-tanda : Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk, kadang-kadang keluar air mata berlebihan.
Pencegahan : Pemberian sayuran / hijauan dalam bentuk segar setiap hari.
6. Pasca Panen
a. Telur itik dapat diolah menjadi telur asin, telur pindang, dll.
b. Bebek dapat diolah menjadi bebek panggang dll
c. Bulu dapat diolah menjadi kerajinan tangan
d. Tinja/kotoran itik dapat menjadi pupuk.
Sumber: http://peternakandody.blogspot.com/2008/05/peluang-beternak-itik.html
Analisa Bisnis Penetasan Telur Itik Menggiurkan
Usaha penetasan telur itik atau bebek merupakan kegiatan yang sudah dilakukan peternak sejak bertahun-tahun. Akan tetapi pola penetasan petani masih menggunakan cara alami dengan memanfaatkan ayam atau entok sebagai sarana penetasan. Metode penetasan telur itik yang lebih modern menggunakan Mesin Tetas telur itik atau bebek dengan berbagai macam model.
Peluang usaha di bidang penetasan telur itik cukup terbuka. Itik atau bebek merupakan hewan unggas yang sudah cukup populer di masyarakat kita. Tidak hanya telur asin saja yang dapat dibuat dari telur itik, ada banyak aneka makanan yang dibuat dengan bahan dasar telur itik. Selain telur itik yang dimanfaatkan sebagai aneka makanan, daging itik juga cukup banyak digemari oleh masyarakat. Diantara makanan dari daging itik adalah bebek goreng, bebek bakar, rica-rica bebek kremes dan lain sebagainya. Dengan demikian peluang usaha dari unggas ini cukup terbuka lebar bagi pengusaha yang berminat menggelutinya. Tidak hanya dari sektor pengolahan hasil ternakan itik saja tetapi juga dari bisnis-bisnis lainnya, diantaranya penyediaan bibit itik yang berkualitas.
Penyediaan bibit itik dapat dilakukan dengan cara konvensional melalui pengeraman indukan ayam dan penetasan telur itik dengan mesin tetas telur. Untuk skala besar dan tujuan bisnis tentu tidak mungkin kita menggunakan ayam sebagai alat penetas telur. Maka peluang Usaha Penetasan Telur Itik dengan menggunakan Mesin Penetas merupakan alternatif yang akan dibahas.
Usaha bisnis penetasan telur itik sebenarnya cukup memiliki potensi mendatangkan keuntungan. Selain manajemen produksi yang baik diperlukan pula manajemen penetasan berdasarkan kualitas hasil tetasan yang baik. Peluang bisnis penetasan telur itik ini dapat dilakukan pada skala rumah tangga dan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Karena proses dan perlengkapan yang cukup sederhana. Selain itu harga mesin penetas telur itik juga cukup terjangkau ada yang berharga murah dan ada yang berharga cukup mahal, tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan saja. Mengenai ragam mesin penetas telur dapat dilihat pada tulisan ini.
Gambaran potensi peluang usaha ini dapat dilihat dari harga DOD (Day Old Duck) betina biasanya dihargai sampai lima kali harga telur. Sedangkan untuk DOD jantan dihargai sama atau maksimal dua kali harga telur yang belum menetas. Tingkat daya tetas menggunakan mesin tetas memang lebih rendah jika dibandingkan dengan cara alami dengan indukan ayam. Pengeraman dengan ayam daya tetas bisa mencapai 90 s/d 100%, sedangkan dengan mesin tetas daya tetas berkisar 75% sampai dengan 90%, tergantung berbagai macam faktor. Jumlah telur itik yang menetas juga masih perlu diseleksi jenis kelamin jantan dan betinanya. Sulit memprediksikan jenis kelamin telur yang menetas kadang lebih banyak betina , kadang lebih banyak jantan dan kadang sama. Untuk lebih mudahnya karena peluang jantan dan betina sama maka diasumsikan DOD yang dihasilkan pada model penetasan telur itik dengan mesin penetas ini adalah Jantan : Betina 50:50. Peluang 50:50 ini tidak ada perbedaan antara penetasan telur dengan cara alami dengan penetasan telur dengan mesin penetas, peluangnya sama saja.
Persiapan Usaha Penetasan Telur Itik
1. Persiapan Tempat
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan usaha penetasan telur itik menggunakan mesin penetas adalah faktor tempat. Tempat untuk penempatan mesin tetas diusahakan tidak terkena matahari secara langsung dan tidak terkena angin secara langsung. Hal ini untuk menghindari perubahan suhu yang cukup ekstrim, yang berakibat kurang baiknya daya tetas telur. Pastikan tempat dan mesin tetas dalam kondisi yang higienis dan steril dari kuman dan bakteri. Kuman dan bakteri akan mengganggu daya tetas telur. Biasanya sebelum telur-telur itik dimasukkan ke dalam mesin penetas, lingkungan dan mesin tetas disemprot terlebih dahulu menggunakan disinfectan. Penyemprotan menggunakan disinfectan pada tempat dan mesin penetas membuat bakteri dan kuman-kuman mati, sehingga aman bagi kelangsungan hidup embrio itik dalam telur.
2. Persiapan mesin Tetas
Selain faktor tempat, kualitas mesin penetas memiliki peranan yang cukup penting dalam kesuksesan usaha penetasan telur itik ini. Mesin penetas diupayakan memiliki lingkungan dan kondisi yang mirip dengan induk ayam/entok, suhu, kelembaban dan lain-lain. Pastikan mesin tetas yang dipilih berkualitas bagus, rapat tetapi cukup memiliki ventilasi udara yang baik. Pastikan juga mesin tetas beroperasi dengan baik, misalnya suhu ruangan bisa mencapai suhu ideal 37-38 derajat C, dan memiliki termostat sebagai pengatur suhu. Meski pada rentang suhu 36 s/d 42 derajat C telur bisa menetas tetapi suhu optimal diupayakan pada 38-39 derajat C. Biasanya pada mesin penetas telur yang dibeli sudah dilengkapi dengan termometer ruang, untuk memonitor suhu dalam ruangan mesin penetas.
Kelembaban udara yang diukur dengan Hygrometer di dalam ruang mesin penetas (incubator) haruslah dijaga pada kisaran 55-60% untuk 18 hari pertama di incubator dan lebih tinggi setelah itu. Mesin Penetas yang baik dan berharga mahal biasanya dilengkapi dengan Hygrometer ini, namun jika tidak tersedia bisa dibeli sendiri.
3. Pemilihan Telur sebagai Bibit
Dalam manajemen Usaha Penetasan telur itik pemilihan telur sangat menentukan daya tetas telur itik. Telur itik dipilih dari indukan yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, dengan rasio Jantan:Betina 1:5 sampai dengan 1:8. Cangkang telur dipilih yang tidak terlalu tebal karena akan sulit untuk pecah saat akan menetas. Cangkang yang terlalu tipis juga tidak layak untuk dipilih. Pilih telur yang oval tetapi jangan terlalu lonjong atau bulat.
Proses Penetasan Telur Itik
1. Pemasukan Telur
Pemasukan Telur ke dalam mesin tetas hendaknya dilakukan pada saat mesin tetas benar-benar siap untuk dipergunakan, antara lain suhu sudah sesuai dengan standard, kelembaban udara juga demikian. Sebelum dimasukkan ke dalam mesin penetas telur dicuci dengan air hangat suam-suam kuku, agar kotoran dan bakteri yang menempel pada telur hilang. Selain itu telur yang bersih memudahkan kita mengamati perkembangan anakan itik dalam telur. Selama 3 hari pertama telur kita diamkan dalam mesin penetas dan tidak usah dibuka. Letakkan bagian yang runcing di bagian bawah, bagian yang mengandung rongga udara di posisi atas, jika di dalam mesin penetas tidak terdapat tatakan telur, bisa dibuat sekat-sekat dengan kayu atau bilah bambu agar telur tidak menggelinding dan mudah diatur dalam mesin penetas. Jika telur mudah bergerak dan menggelinding bebas di dalam mesin penetas, akan sulit dikontrol telur yang sudah dibalik atau belum.
2. Pengeraman Telur
Setelah 3 hari biasanya sudah bisa kita lihat telur-telur yang memiliki benih atau tidak. Telur yang tidak memiliki benih itik biasanya karena tidak dibuahi oleh itik jantan. Telur yang tidak dibuahi tidak akan menetas sehingga perlu kita afkir untuk dikonsumsi dan masih bisa dijual atau dijadikan makanan. Telur yang memasuki hari keempat sampai hari ke 25 , telur itik sudah harus kita bolak-balik sehari 2 sampai 6 kali, frekuensi pemutaran telur akan berpengaruh pada daya tetas telur. Semakin sering akan semakin baik. Pada hari keempat tersebut telur perlu diangin-anginkan dengan cara membuka tutup mesin penetas selama kurang lebih 10 sampai dengan 15 menit. Proses mengangin-anginkan telur ini perlu dilakukan setiap 3 sampai 4 hari sekali sampai hari ke 25. Dalam masa pengeraman ini yang perlu diperhatikan selain suhu dijaga supaya tetap konstan adalah kelembaban udara. Jika kelembaban dirasa kurang bisa ditambahkan dengan menyemprotkan air hangat ke telur-telur. Untuk memudahkan mengontrol telur sudah dibalik atau belum, beri tanda dengan spidol pada tiap-tiap sisi telur, misalnya sisi bawah diberi tanda A sisi atas diberi tanda B.
3. Masa Menetas
Telur itik akan mulai pecah sedikit demi sedikit, pada hari ke 26 sudah mulai terdengar suara dan cangkang yang terbuka pada bagian paruhnya. Pada hari ke 28 telur dalam mesin penetas yang normal sudah akan menetas semuanya. Perlu dicermati, jika ada telur yang susah pecah, perlu dibantu mengelupas dengan tangan tetapi harus hati-hati. Biasanya karena cangkang terlalu tebal. Anakan itik yang sudah menetas perlu segera dipindahkan ke tempat lain yang suhunya hampir sama dengan suhu ruang penetasan. Bersihkan ruang mesin penetas dari cangkang dan kotoran-kotoran lainnya agar tidak mengganggu telur yang belum menetas.
4. Seleksi DOD
Anakan itik yang berusia 1 sampai 4 hari lebih mudah dibedakan jenis kelaminnya dibandingkan dengan anakan itik berusia satu minggu. Warna itik betina lebih terang dan bersih, sedangkan itik jantan lebih gelap. Jika diperhatikan suara anak itik betina lebih melengking. Cara lain adalah dengan melihat melalui anus dengan cara menekannya, meski cara ini cukup membuat itik tersiksa tapi cukup efektif. Itik jantan terlihat memiliki alat kelamin yang menonjol. Untuk membedakan anakan itik jantan dan betina bisa dilihat dari warna paruhnya. Itik Jantan cenderung lebih berwarna gelap sedang itik betina berwarna terang.
Analisa Bisnis
Meskipun ini adalah hitung-hitungan kasar tetapi bisa dipergunakan untuk menganalisa gambaran usaha penetasan telur itik ini. Diasumsikan kita akan menetaskan telur itik sejumlah 100 butir. Telur itik akan menetas dalam waktu 28 hari.
Biaya Yang dikeluarkan:
* 100 butir telur @Rp 1000 = Rp 100.000
* Listrik 28 Hari = Ro 15.000
* Operasional = Rp 15.000
* Total Pengeluaran = Rp 130.000
Hasil Yang diperoleh:
DOD Menetas diasumsikan 75% atau 75 ekor anakan itik (DOD) dari 75 ekor tersebut 38 Betina dan 37 Jantan.
* 38 ekor DOD Betina @Rp 5000 = Rp 190.000
* 37 ekor DOD Jantan @Rp 1500 = Rp 55.500
* Total hasil = Rp 245.500
Keuntungan yang diperoleh dari 100 butir telur itik selama sebulan Rp 245.500 – 130.000 = Rp 115.500. Jika jumlah telur yang dierami 1000 butir keuntungan yang bisa diperoleh juga 10 kali lipat dari itu yaitu Rp 1.115.500.
Sebelumnya, semenjak merebaknya virus flu burung dunia bisnis peternakan unggas mengalami kelesuan. Banyak peternak tidak hanya merugi bahkan ada yang sampai gulung tikar. Flu burung tidak hanya melemahkan para peternak saja tetapi juga minat masyarakat mengkonsumsi hal-hal yang berkaitan dengan unggas menjadi menurun. Setelah isu flu burung mulai mereda peternak mulai bergairah kembali untuk memulai bisnis ternak unggas baik ayam, itik, puyuh dan unggas lain. Kebutuhan akan bibit unggas semakin meningkat sehingga peluang usaha dalam bidang penetasan telur menjadi terbuka dan bergairah. Pengalaman buruk flu burung membuat semua pihak terkait lebih berhati-hati dalam memilih bibit-bibit unggas yang benar-benar sehat dan berkualitas. Karena itu di dalam manajemen penetasan telur perlu lebih menitik beratkan pada kualitas anakan unggas.
Kualitas anakan unggas hasil penetasan telur diukur berdasarkan beberapa parameter yang telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang atau Standar Nasional Indonesia (SNI). Misalnya saja klasifikasi, persyaratan mutu, cara pengambilan contoh, cara pengukuran, pengemasan dan pengangkutan bibit. Jika tertarik bisa mendownload beberapa ketentuan standard mutu dan kualitas anakan unggas hasil penetasan telur di http://websisni.bsn.go.id.
Guna menghasilkan DOC/DOD yang berkualitas, perlu ada seleksi ketat yang dilakukan bertahap agar diperoleh keseragaman produksi yang muaranya adalah kualitas. Penentuan kualitas DOC/DOD dimulai dari grade, umur indukan, berat telur, proses penetasan, packing dan terakhir suara pelanggan. Inti dari seleksi tersebut adalah mencapai keseragaman, baik untuk mendapatkan telur tetas maupun di level budidaya.
Grade menentukan kualitas anakan unggas dalam beberapa klasifikasi kualitas. Dalam menentukan grade, setiap farm memiliki kebijakan yang berbeda-beda , biasanya penentuan grade berdasarkan usia indukan yang bisa disimpulkan menjadi bibit muda, menjelang puncak produksi, puncak produksi dan menjelang penurunan produksi atau disebut bibit tua.
Disamping berdasarkan usia indukan, grading juga bisa ditentukan dari perkembangan fisiologis ayam/itik. Meski umur indukan sudah masuk dalam grade usia tertentu, namun jika berat telur tetasnya tidak sesuai standar maka pihak hatchery dapat memutuskan telur tersebut tidak ikut ditetaskan. Namun jika merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI) maka berat DOC FS minimal 37 gram atau 65% dari berat telur tetas. Berdasar SNI pula, setiap bibit yang dihasilkan harus bebas pullorum.
Packing Bibit Unggas
Dalam hal prosedur packing DOC dan pendistribusian yang baik, harus dilengkapi data-data yang sesuai dengan yang tertera di box DOC. Data tersebut meliputi strain, jumlah, tanggal menetas, garansi bebas penyakit pulorum dan petugas penentuan grade DOC. Pada box DOC sesuai standar kebutuhan seperti ventilasi, kepadatan dan keselamatannya. Selain itu, alat transportasi pengiriman DOC dilengkapi dengan peralatan ventilasi untuk menjaga kenyamanan anak ayam selama dalam pengiriman dan pengiriman DOC segera setelah packing selesai.
Biosecurity Bibit Unggas
Meski begitu, pencapaian kualitas yang baik tidak dapat diraih jika tidak menerapkan biosekuriti terutama untuk hal sanitasi dan fumigasi. Sebelum menjadi DOC, telur tetas sudah mengalami beberapa kali sanitasi dan fumigasi mulai dari seleksi di kandang hingga selama proses penetasan. Fungsinya adalah membunuh bibit penyakit dan mencegah tumbuhnya jamur Aspergillus.
Telur tetas yang berasal dari kandang indukan harus diseleksi dengan kualifikasi bukan telur inap dan tingkat kekotoran. Bahkan telur yang meski tingkat kekotorannya masih ditoleransi tetap dikelompokkan tersendiri agar tidak “mengganggu” kualitas telur yang lain.
Selama proses penetasan sistem ventilasi juga harus diperhatikan. Kipas penarik udara dari luar harus dipastikan bekerja normal. Jika tidak, udara yang diambil juga udara panas Pemanasan yang tidak merata atau terlalu panas akan membuat DOC tetas prematur. Imbasnya, jarak waktu pull chick juga lebih panjang. DOC yang terlalu lama di penetasan akan mengalami dehidrasi, kaki kering dan selanjutnya memengaruhi keseragaman dan pertumbuhan di level budidaya. Faktor yang lain adalah memperhatikan titik krusial dalam penetasan, yakni tiga hari sebelum menetas di mana mulai berfungsinya paru-paru sebagai organ pernafasan. Pada saat itu, sirkulasi udara dan fluktuasi suhu di dalam hatchery harus benar-benar terkontrol dengan baik.
Umpan Balik Pelanggan
Apapun yang kita lakukan semuanya berujung pada kepuasan pelanggan atau konsumen.Baik buruknya kualitas DOC yang dihasilkan suatu breeding farm adalah mampu menujukkan performanya ketika dipelihara. Hal ini bisa kita ketahui hasilnya jika ada masukan dari konsumen bibit unggas yang kita produksi. Jika selama dipelihara memiliki performa yang buruk, maka perlu ada intropeksi terhadap manajemen budidaya. Oleh karenanya, perlu ada standarisasi selama budidaya terutama mulai DOC datang hingga selama fase brooding. Namun jika semua hal yang dilakukan oleh peternak sudah benar, maka perlu ada kontrol di level breeding. (fn/gu/mk)
Sumber : www.suaramedia.com
Bisnis Prospektif Budidaya Bebek Peking
Bebek Peking merupakan salah satu jenis bebek dalam kategori bebek pedaging, karena itu para peternak bebek peking memanen ternakannya sebagai daging. Olahan makanan dari daging bebek peking sangat bervariasi dan cukup mendapat tempat di masyarakat. Selain itu pertumbuhan bebek peking relatif cepat, sehingga tidak heran bisnis bebek peking ini cukup prospektif untuk ditekuni. Sebagai upaya untuk memaksimalkan budidaya dan bisnis Bebek peking ini telah dikembangkan pola Kemitraan Peternakan Bebek Peking.Pada awalnya KEMITRAAN PETERNAKAN BEBEK PEKING merupakan upaya menggalang kerja sama dengan peternak yang merupakan masyarakat kurang mampu di daerah sekitar Badek, Pare, Kediri, Jawa Timur untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Akhirnya dengan sentuhan manajerial kemitraan modern peternakan bebek akan menjadi suatu investasi khusus yang berpeluang besar dan cepat untuk berbagi keuntungan antara peternak, pengelola & pemilik modal /investor.
Mengapa Bisnis Bebek Peking
Bisnis bebek peking merupakan peluang bisnis yang cukup potensial, jika anda masih penasaran dengan bisnis ini ada beberapa hal yang membuat peluang bisnis ini layak dipertimbangkan:
1. Dari segi laju pertumbuhannya, ternak itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam, apalagi itik yang tergolong tipe pedaging seperti itik peking. Pada umur satu bulan berat itik peking sudah mencapai 1,5 kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa mencapai 3 kg, sedangkan untuk ayam potong (broiler) pada umur yang sama hanya bisa mencapai berat sekitar 1 kg dan 2 kg.
2. Ternak itik diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak ayam. Sekalipun penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya juga menyerang itik, namun akibat yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini terkecuali hanya pada kepekaannya terhadap aflatoxin di mana itik amat peka terhadap aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian.
3. Dalam bentuk usaha peternakan rakyat, peternakan itik dapat diusahakan dengan memanfaatkan peralatan yang amat sangat sederhana, misalnya perkandangannya serta alat-alat yang digunakan dalam kandang. Bahkan itik dapat bertahan hidup di alam terbuka dengan model kandang seperti kemahnya anak pramuka.
4. Dalam usaha peternakan itik yang diusahakan secara ekstensif kita dapat memanfaatkan alam sekitar di mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein yang terbuang sia-sia seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil di sungai-sungai, dan lain sebagainya. Di samping itu, karena itik memiliki insting berkelompok (flocking instinct) yang amat kuat, maka ini sangat membantu dalam hal pengendalian terutama untuk model pemeliharaan yang bersifat ekstensif (digembalakan).
5. Kulit telur itik pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Ini mempunyai arti penting dalam hal mengurangi resiko pecah atau retak terutama dalam penanganan (product handling) dan transportasi. Terlebih untuk usaha penetasan telur dan pembuatan telur asin.
6. Pada umumnya unggas air seperti ternak itik dan yang lainnya jarang bahkan bisa dikatakan tidak memiliki sifat kanibal dan agonistik (berkelahi)
7. Sisi lain pemanfaatan limbah terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan kasur, bantal, atau pakaian, maka untuk bulu itik jenis tertentu seperti entok dan yang lainnya dapat dipergunakan sebagai bahan suttle kock. Ini berarti ada nilai lebih dari limbah yang berasal dari ternak itik.
8. Jika dibandingkan dengan telur ayam ras maka telur itik terkesan lebih dihargai karena telur itik dijual dengan satuan butir/biji sedangkan untuk telur ayam ras dijual dengan satuan kilogram (kg).
9. Secara umum harga produk ternak itik baik untuk komoditi telur atau daging terasa lebih stabil jika dibandingkan dengan produk ternak ayam.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengembangkan budidaya peternakan bebek peking karena meningkatnya permintaan pangsa pasar nasional dan internasional terhadap daging bebek tersebut.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Pertenakan Babel, Bayodandari, di Pangkalpinang, mengatakan, pemerintah daerah memotivasi para pengusaha dan peternak untuk mengembangkan bebek peking seiring dengan permintaan pasar terhadap daging bebek peking cukup tinggi.
"Pada 2009 ekspor daging peking ke manca negara seperti Singapura, Cina, Jepang, Taiwan berkisar 150 ton dan permintaan pasar nasional berkisar 20 ton pertahun, sementara produksi daging bebek peking terbatas seiring masih kurang minat masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan, berdasarkan pengalaman di lapangan, bebek peking mempunyai kemampuan menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging. Bebek peking mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari dua bulan bisa menghasilkan berat badan sekitar 3 - 3,3 kilogram dan siap panen.
"Hal ini telah dibuktikan peternak bebek peking di Belinyu Kabupaten Bangka yang menjadikan bekas tambang timah dalam mengembangkan bebek peking dan bebek peking umur 53 hari bisa mencapai berat badan sekitar 3,25 kilogram," ujarnya.
Menurut dia, permasalahan yang dihadapi peternak dalam mengembangkan bebek peking yakni ketersediaan bibit yang terbatas dan tingginya pakan bebek peking.
"Kita masih mengandalkan bibit dari Malaysia karena untuk melakukan pembibitan bebek peking harus memiliki ketersediaan SDM dan sarana listrik yang memadai.
Sementara ketersediaan bahan pakan ternak peking, peternak mengandalkan pasokan pakan dari Pulau Jawa dan Sumatera sehingga biaya produksi bebek peking tinggi," ujarnya.
Menurut dia, Bangka Belitung (Babel) bisa mengimpor daging itik atau bebek paking ke sejumlah negara jika didukung oleh sarana yang memadai seperti listrik, pakan ternak dan lokasi pembibitan yang bisa membuat mempercepat perkembangbiakan bebek paking.
"Geografis daerah di Babel cukup mendukung sebagai sentra pembibitan bebek paking jika benar-benar dikelola lebih serius, tentu juga didukung oleh dana yang memadai," katanya.
Banyak pertanyaan yang masuk kepada kami seputar DOD itik peking dan cara beternak itik jenis pedaging ini. Karena kapasitas kami yang kurang memadai dan waktu yang kami miliki juga sangat terbatas maka kami menurunkan sebuah artikel yang ditulis oleh Bapak Ir. H. Idih Purnama Alam dengan judul “BUDIDAYA ITIK PEKING (PEKING DUCK)”. Beliau adalah pegawai Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, sehingga menjadi sangat pas lah ketika pakar dan ahlinya yang berbicara. Namun tidak menutup kemungkinan kalau ada pertanyaan dari pembaca seputar produk ini kami akan berusaha menjawabnya sebatas kemampuan dan kapasitas kami, insyaallah. Semoga bermanfaat.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa perkembangan perunggasan sejak awal tahun 2004 telah banyak didera dengan berbagai cobaan yang banyak mengakibatkan terpuruknya usaha di bidang perunggasan, baik itu peternak ayam ras (petelur/pedaging), ayam buras maupun peternak itik. Dimulai dengan adanya serangan penyakit unggas yang terkenal ganas yaitu penyakit avian influenza (AI) atau yang lebih populer dengan sebutan penyakit flu burung sampai dengan kenaikan harga bahan baku pakan ternak maupun pakan ternak jadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, kondisi seperti itu dirasa sangat menekan terhadap perkembangan perunggasan secara menyeluruh.Pembangunan sub sektor peternakan tidak bisa terlepas dari kegiatan pembangunan pertanian, karena pembangunan sub sector peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian, hal ini sejalan dengan apa yang telah dicanangkan oleh bapak presiden republik indonesia pada tanggal 11 juni 2005 tentang revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan (RPPK) di mana peternakan termasuk di dalamnya.
Apabila kita amati bersama dari kondisi yang telah terjadi dalam pengembangan pembangunan peternakan fokus yang paling menonjol dan perlu mendapat perhatian serius adalah komoditi perunggasan, hal ini disebabkan dengan banyaknya kasus penyakit ai maupun kenaikan harga pakan serta penurunan minat masyarakat terhadap budidaya unggas terutama unggas berupa ayam buras, malahan tidak sedikit kasus penyakit ai ini yang menyerang terhadap manusia, sehingga pembangunan perunggasan perlu disikapi dengan arif dan selectif serta harus bisa menciptakan terobosan alternatif untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan daging yang berasal dari unggas.
Dari pengalaman di lapangan ternyata ada komoditi lain selain ayam ras pedaging yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging yaitu unggas air berupa itik peking (peking duck). Di mana peking duck mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari 2 bulan bisa menghasilkan berat badan sekitar 3 - 3,3 kg, sehingga sudah siap untuk dipotong.hal ini telah dibuktikan oleh peternak di kapetakan kecamatan kroya kabupaten Cirebon di mana itik peking umur 53 hari bisa mencapai berat badan sekitar 3,25 kg. Seperti yang telah dimuat dalam harian kompas terbitan Juni 2007.
Dengan melihat kondisi seperti tersebut di atas kami mencoba membuat tulisan mengenai budi daya itik peking dalam rangka akselerasi pembangunan peternakan unggas air untuk pemenuhan kebutuhan akan daging dalam waktu yang relatif cepat, mudah dan bisa dikembangkan oleh masyarakat di pedesaan.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari pola pengembangan pemeliharaan itik peking ini antara lain:
1. Untuk mencari alternatif terobosan dalam rangka mempercepat produksi daging yang berasal dari unggas air (itik).
2. Merubah pola usaha unggas air (itik) dari yang nomaden ke arah yang intensif.
3. Menjadikan usaha unggas air (itik) menjadi usaha pokok masyarakat.
4. Menciptakan peternak yang mandiri dan berkualitas (peternak tangguh).
5. Menyediakan permintaan pasar terutama permintaan daging itik yang bekualitas.
Sedangkan tujuan dari budi daya itik peking (peking duck) ini antara lain:
1. Meningkatkan produksi daging itik yang berkualitas.
2. Meningkatkan pendapatan dari para peternak itik.
3. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan.
4. Mengurangi tingkat pengangguran.
5. Memperkenalkan usaha peternakan itik jenis pedaging yang bisa menghasilkan daging kualitas prima dalam waktu relatif singkat
6. Disamping penyediaan daging, juga bisa menghasilkan bulu itik (feathers duck) sebagai bahan kerajinan seperti shutle cok, jok kursi, kamoceng dll.
Permasalahan
Dalam setiap kegiatan, tentunya selalu timbul permasalahan baik permasalahan yang besar maupun pemasalahan kecil, dan setiap permasalahan perlu dicarikan alternatif pemecahannya. Masalah itik peking ini ada sedikit permasalahan yang kiranya perlu diambil langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan dan yang timbul pada saat ini diantaranya :
1. Permintaan daging itik peking di pasaran cukup tinggi, tetapi sumber pasokan daging pada saat ini masih mengandalkan kepada daging import.
2. Budidaya itik peking pada saat ini masih dikuasai oleh pengusaha besar, sedangkan peternak di pedesaan masih relatif sedikit.
3. Penyediaan bakalan (DOD) peking masih bersifat tertutup, belum secara mudah didapatkan oleh masyarakat luas.
Pola Pengembangan Budidaya Itik Peking (Peking Duck)
System pemeliharaan
Untuk menentukan suatu bentuk usaha terutama dalam usaha ternak itik, maka yang pertama kali diperhatikan yaitu tujuan usaha, apakah tujuannya untuk menghasilkan daging konsumsi atau mau menghasilkan bibit supaya untuk langkah selanjutnya bisa ditentukan system pemeliharaan yang akan diambil.
Dalam usaha perunggasan terutama unggas air (itik) dikenal dengan system pemeliharaan yaitu:
1. System pemeliharaan extensif
2. System pemeliharaan semi intensif
3. System pemeliharaan intensif
System pemeliharaan extensif, di mana pada system ini ternak-ternak dipelihara dengan cara di abur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang maupun makanan, karena ternak-ternak tersebut dilepas di tempat-tempat yang mempunyai sumber pakan alami misalnya di daerah-daerah persawahan yang baru panen. Pemeliharaan ini dilaksanakan oleh para peternak yang bersifat tradisional dan nomaden, kondisi ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat bagian utara, karena daerah pantura ini merupakan daerah persawahan yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi pengembangan itik dengan system extensif.
Pemeliharaan dengan system semi intesif, di mana ternak-ternak yang di pelihara sudah memperhatikan kandang ternak dan diberi makan tetapi sewaktu-waktu dilepas untuk mencari makan sewaktu ada peluang pada saat panen padi ataupun pada tempat-tempat yang mempunyai potensi sumber pakan yang alami
Sedangkan pemeliharaan yang intensif, ternak-ternak peliharaan selalu di tempatkan dikandang dan diberi makan secara terus menerus serta sudah memperhatikan aspek-aspek teknis pemeliharaan ternak secara ilmiah dan sudah menggunakan teknologi-teknologi yang dianjurkan.
Untuk pemeliharaan itik peking (peking duck), lebih tepat apabila dilaksanakan dengan system intensif, hal ini disebabkan itik peking (peking duck) merupakan itik ras pedaging yang mempunyai kemampuan kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang relatif singkat, di mana dalam kurun waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah bisa mencapai di atas 3 kg dengan kondisi makanan yang baik dan itik sudah siap dijual sebagai itik pedaging, dengan kualitas daging yang prima.
Dalam usaha budi daya itik peking (peking duck) ini dikenal beberapa tahapan pemeliharaan, terutama untuk usaha budidaya pembibitan sedangkan untuk budi daya penggemukan (penghasil daging) hanya dikenal 1 (satu) tahapan pemeliharaan.
Tahapan Pemeliharaan Pembibitan :
A. Pemeliharaan anak (masa starter)
Pemeliharaan anak/masa starter dimulai pada saat itik peking (peking duck) berumur 1 hari sampai umur 60 hari, di mana anak-anak itik dipelihara dalam kandang khusus yaitu untuk kandang anak dengan memakai pemanas/induk buatan dalam rangka menghangatkan tubuh dari anak itik tersebut, hal ini disebabkan pada umur 1-14 hari anak itik tidak tahan dengan cuaca dingin karena belum dilengkapi dengan bulu yang sempurna untuk menahan dingin, sehingga perlu adanya bantuan induk buatan sebagai penghangat tubuh, serta anak itik diberi makan khusus yaitu pakan anak yang mempunyai kandungan protein sekitar 19 - 21% kadar protein dan lebih dikenal dengan pakan “starter”. Setelah umur 14 hari anak itik tersebut sudah mampu untuk menahan hawa dingin sehingga tidak perlu lagi dibantu dengan induk buatan (pemanas), di kandang ini bisa dipelihara sampai umur 60 hari bagi pemeliharaan pembibitan, selanjutnya setelah umur di atas 60 hari dipindahkan ke kandang masa pertumbuhan (grower). Untuk pemeliharaan anak ini bisa dalam bentuk postal ataupun menggunakan kandang box, untuk kandang box biasanya dilakukan pada umur 1 - 14 hari sedangkan dari umur 15 - 60 hari dilaksanakan pada kandang postal karena badan itik sudah mulai besar. Kapasitas kandang pada periode ini yaitu 10 - 15 ekor/m2.
B. Pemeliharaan masa pertumbuhan (periode grower)
Periode pemeliharaan itik peking pada masa pertumbuhan/masa grower, perlu diperhatikan ternak yang dipelihara, karena pada masa ini yang banyak dipelihara adalah itik peking (peking duck) betina sebagai calon bibit pengganti /replacement stock atau persediaan bibit dan juga itik peking jantan yang berfungsi sebagai pejantan pengganti. Untuk mempersiapkan peremajaan bibit, maka perlu dipersiapkan bibit pengganti yang mempunyai kelebihan atau keunggulan tertentu sebagai bibit pengganti, baik jantan maupun betina dengan sex ratio 1 : 4 ( 1 jantan 4 betina). Pada periode ini itik yang dipelihara berumur antara 61 hari sampai dengan 150 hari, sedangkan kapasitas kandang pada masa ini sekitar 6 - 8 ekor/m2.
C. Pemeliharaan peking duck layer/periode bertelur
Itik peking/peking duck yang sudah berumur 5 bulan atau lebih baik jantan maupun betina dikategorikan sebagai itik layer karena pada saat ini kondisi itik sudah bersiap-siap untuk memproduksi telur, ada yang mulai umur 5,5 bulan atau 6 bulan tetapi secara umum mulai bertelur normal pada umur 6 bulan. Itik-itik tersebut ditempatkan pada kandang khusus, yaitu kandang itik dewasa , kandang itik ini dilengkapi dengan tempat bertelur serta kandang umbaran atau lapangan tempat bermain yang dilengkapi dengan kolam/saluran air yang berfungsi untuk mandi itik dan mendinginkan tubuh pada saat siang hari dengan sex ratio sekitar 1 : 4 ( 1 jantan banding 4 betina). Ternak-ternak ini berfungsi sebagai bibit penghasil telur yang siap untuk ditetaskan sebagai sumber dod yang dipasarkan untuk bakalan pemeliharaan itik peking. Kapasitas dikandang dewasa sekitar 3 - 5 ekor/m2.
Tahap Pemeliharaan Penggemukan
Untuk pemeliharaan itik peking/peking duck dengan tujuan penggemukan hanya dilaksanakan dalam 1 (satu) masa pemeliharaan yaitu dari itik berumur 1 (satu) hari sampai itik peking tersebut siap dijual. Dengan makanan dan pemeliharaan yang baik ,berat badan itik peking yaitu mencapai sekitar 3,3 kg selama pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai umur 1 hari sampai umur 55 hari. Pada umumnya itik-itik yang dipelihara untuk tujuan ini adalah itik peking yang jantan, tetapi yang betinanya pun mempunyai kemampuan yang sama dengan yang jantan hanya berbeda sedikit saja dalam hal berat.
Kalau kita bandingkan antara waktu pemeliharaan dengan hasil produksi daging yang dihasilkan antara itik peking/peking duck dengan ayam ras pedaging akan lebih unggul itik peking, di mana untuk itik peking dengan waktu pemeliharaan sekitar 53 - 55 hari bisa menghasilkan daging berat hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan untuk ayam ras pedaging dengan jangka waktu pemeliharaan sekitar 32- 35 hari menghasilkan daging berat hidup sekitar 1,2 - 1,5 kg, sehingga apabila kita bandingkan dengan waktu yang sama maka akan diperoleh berat daging itik peking melebihi berat dari pada ayam ras pedaging. Silahkan buktikan!
Sistem Perkandangan
Sistem perkandangan dalam budi daya itik peking/peking duck bisa dikenal 3 tipe kandang diantaranya :
1. Tipe kandang battery
Dalam tipe kandang ini, ternak dikandangkan satu persatu dalam satu kotak dengan ukuran yang hanya cukup untuk 1 ekor itik peking/peking duck dewasa, dengan ukuran kandang panjang x lebar x tinggi (45 x 45 x 35 cm). Dengan tipe kandang ini biaya untuk kandang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tipe kandang yang lain. Dengan tipe kandang battery ini, maka sistem perkawinannya harus menggunakan kawin buatan (insiminasi buatan) yang dilakukan oleh tenaga manusia yang ahli dalam insiminasi buatan dengan istilah inseminator. Pada tipe kandang ini kondisi ternak maupun produksi telur dari pada itik peking/peking duck bisa terkontrol secara satu persatu, apakah produktivitasnya tinggi atau rendah, begitu juga dalam pengontrolan penyakitnya akan lebih mudah terkontrol.
2. Tipe kandang postal
Dalam usaha ternak itik yang menggunakan tipe kandang postal, di mana ternak-ternak peliharaan ditempatkan dalam satu ruangan besar dengan jumlah ternak tertentu, di mana pemberian makan dan minuman ditempatkan di dalam ruangan kandang, sehingga ternak itik yang dipelihara selalu berada di dalam ruangan, biasanya tipe ini dalam pemeliharaan itik hanya digunakan untuk itik starter dan grower/masa pertumbuhan tetapi adakalanya digunakan untuk itik periode layer. Kapasitas itik untuk tipe kandang postal ini tergantung dari pada jenis itik yang dipelihara apakah jenis itik starter atau itik grower, untuk umur itik periode starter kapasitas kandang yang digunakan yaitu sekitar 10 - 15 ekor/m2, sedangkan apabila digunakan untuk preiode grower yaitu sekitar 6 - 8 ekor/m2, seandainya digunakan untuk periode layer kapasitas kandang sekitar 3 - 5 ekor/m2.
3. Tipe kandang ranch
Tipe kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe kandang postal, di mana dalam kandang tipe ranch ini selain ada ruangan tempat ternak juga di bagian luar/di halaman depannya disediakan halaman tempat bermain yang biasa dikenal dengan nama kandang umbaran yang dilengkapi dengan saluran air atau kolam, yang berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran yang menempel di badannya serta berfungsi pula untuk mendinginkan tubuh di waktu siang hari, hal ini disebabkan itik peking merupakan jenis unggas yang tidak tahan terhadap panas, sehingga harus disediakan air untuk pendingin tubuhnya. Tipe kandang ini lebih cocok untuk pemeliharaan ternak unggas air dengan cara pemeliharaan yang intensif. (fn/gu/vb/st)
Sumber : htt://www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar