LeT You bEgiN yOur NeW liFe..In the RAVE wOrLd..

New world, a world filled with purpose, joy, and hope. everything is useful to achieve the maximum. or the RAVE want to make the impossible become possible to rouse the spirit, values, vision,and character of RAVE. make yourself useful anywhere, anytime,and any thing in the world that nothing is eternal

cultivation of tilapia


Ikan nila berasal dari afrika. Ikan nila dapat hidup di air hangat. Ikan nila dapat dipelihara di danau, kolam, dan sungai yang airnya bersih. Jenis ikan nila yang pertama masuk ke indonesia adalah jenis Mujair ( Mozambigue ).

Usaha budidaya ikan nila tergolong tidak sulit sebab ikan nila kemampuan reproduksinya cukup tinggi. Ikan nila jika sudah berumur 2 sampai 3 bulan sudah mampu menghasilkan telur setiap bulan satu kali. Sifat ikan nila yang cepat sekali berkembang biak menyebabkan pertumbuhan ikan nila tidak bisa rata. Bisa di lihat ketika panen. Bentuk ikan nila ada yang besar ada yang kecil dan ada yang sedang.

Ikan nila jantan bentuknya lebih besar daripada ikan nila betina. Perbedaan pertumbuhan ikan nila jantan dan ikan nila betina selisih 40%. Ikan nila betina petumbuhannya lebih lambat sebab sifat alaminya yang sering menghasilkan anakan ikan.

Sebab pada saat ikan nila betina bertelur, ikan nila betina tidak makan kira-kira selama kurang dari sepuluh hari. Ikan nila betina setelah bertelur tugasnya adalah menjaga larwa dalam mulutnya sampai ukuran yang cukup kemudian di biarkan keluar dari mulutnya.

Pada saat reproduksi, ikan nila memerlukan kolam air tanah atau kolam semen yang airnya tenang. Berikut ini adalah beberapa langkah untuk mempercepat ukuran besarnya nila jantan :

Pertama, memisahkan anak nila jantan untuk dipersiapkan dalam pembesaran. Hal ini tidak mudah karena tidak efesien dalam jumlah yang banyak dan umumnya pembudidaya ikan kurang mengenal mana jenis betina dan jantan.

Kedua, melakukan kawin silang untuk mendapatkan jenis induk yang bisa menghasilkan anak ikan jantan. Tehnik ini dilakukan dengan penelitian yang seksama dan ujicoba yang tidak mudah. Memerlukan peralatan yang canggih, melalui test laboratorium untuk mempelajari hormon XX yaitu betina dan XY jantan.

Ketiga, cara yang paling mudah dan sedikit mahal yaitu dengan metode mengubah jenis betina menjadi jantan dengan mengunakan hormone sex reversal pada larva ikan nila. Cara ini banyak digunakan dalam budidaya monoculture karena dapat praktekkan oleh siapa saja.

Bagaimanakah proses jantanisasi?

Proses mengubah nila menjadi jantan dapat dilakukan dengan cara pemberian pakan mengandung hormone synthetic atau dikenal dengan METHYLTESTOSTERONE. Hormone ini akan mengubah fisik larva ikan betina menjadi jantan. Tehnik ini pertama dikembangkan di Jepang pada tahun 1950 an oleh Oryzias Medakh. Penemuan ini pertama di ujicoba pada ikan mas (Cyprinus Carpio) dan kemudian hormon pengubah sex menjadi jantan banyak digunakan pada ikan nila.

Pada tahun 1970-an pengunaan hormon ini meluas keseluruh dunia, dan hanya sedikit di Indonesia yang mengunakan hormon ini karena harga hormon sex reversal ini cukup mahal dan harus didatangkan dari luar negeri. Namun sedikit demi sedikit penguna hormon ini terus meningkat karena dapat memicu pertumbuhan ikan.

Bagaimana cara mengunakan hormon pembuat jantan?

Tiga langkah menyiapkan proses monokultur ikan nila:

1. Siapkan induk nila jantan dan betina. 1:3 berat induk antara 150-250 gram perekor. Pembibitan ikan nila ini dapat dilakukan pada kolam semen atau kolam tanah dan lebih baik jika dilakukan pada aquarium. Ketika telur ikan nila menetas, induk betina akan menyimpan larva dalam mulutnya dan akan membiarkan anak-anaknya setelah berumur kira-kira 7 hari. Anak-anak ikan akan bergerombol dan sering naik ke permukaan air, dan saat inilah penangkapan dimulai dan memindahkan ke kolam khusus untuk persiapan pemberian pakan berhormon. Perlu di-ingat bahwa anak-anak ikan yang akan diberi pakan berhormon tidak lebih dari 11 hari agar hormone dapat bekerja dengan efektive.

2. Pemberian pakan berhormon pada anak ikan nila hanya selama 21 hari berturut-turut. Dapat mengunakan kolam tanah atau kolam semen. Kolam pendederan ini tidak perlu besar, 1x1x0.5 meter agar mudah untuk pemantauan, pemindahan, pemeliharaan.

3. Pakan berhormon pengubah sex dapat disiapkan terlebih dahulu atau pesan di ikanila.com

Minggu pertama pemberian pakan berhormon untuk 1000 ekor larva sebanyak 30% dari berat biomassa. 1000 ekor anak ikan Rata-rata berat 0.01 gram. Jadi pemberian pakan kira-kira 3 gram perhari, 4x pemberian pada jam 8-10 pagi dan sore jam 2-4 selama 7 hari.

Minggu kedua anak-anak ikan sudah mencapai panjang 18-22 mm. kurangi kepadatan anak ikan dalam kolam menjadi 500 ekor permeter persegi. 1000 ekor anak-anak ikan pada minggu kedua sudah mencapai rata-rata berat 0.05 gram. Pemberian pakan 25% persen dari berat biomassa, kira-kira 12.5 gram pakan. 4x sehari selama 7 hari.

Minggu ketiga anak ikan sudah mencapati 25-30 mm. kurangi lagi kepadatan ikan dalam kolam menjadi 250 ekor permeter persegi. Pada minggu ketiga 1000 ekor anak ikan sudah mencapai rata-rata 0.1 gram perekor. Pemberian pakan sebanyak 20% dari total biomassa. Kira-kira 20 gram perhari selama 7 hari.

Setelah 21 hari, pemberian pakan berhormon dihentikan. Pemberian pakan berhormon ini akan menghasilkan 97-100% anak nila jantan. Tingkat hidup anak ikan nila mencapai 70-80 persen jika kualitas air baik dan tempat pemeliharan baik.

Perlu diketahui, selama 21 hari anak ikan tidak boleh diberi pakan selain pakan berhormon! Setelah 21 hari Mulailah memberi pakan yang tidak mengandung hormone.

Persiapan anak ikan dibesarkan pada kolam pembesaran

Bibit ikan nila yang telah diberi hormon jika sudah mencapai panjang 3.5-5 cm atau berat rata-rata 0.5 gram sudah boleh ditebar pada kolam pembesaran. Sebaiknya pada pembesaran jangan ada ikan jenis lain seperti lele, gabus atau ikan lainnya dalam satu kolam.

Anak ikan yang diberi pakan berhormon akan bertumbuh lebih cepat dari anak-anak ikan yang tercampur jenis kelaminnya atau yang tidak diberi hormon.

Bagaimana Hormon Sex Reversal Bekerja?

Hormon kelamin pada wanita dikenal dengan kromoson XX dan jantan XY. Hormone kelamin pada manusia terdapat juga pada species binatang. Dengan mengunakan hormone buatan anak ikan betina pada umur tertentu dapat diubah menjadi jantan. Hal ini hanya dapat dilakukan pada anak ikan di bawah 10 hari. Ikan yang memakan pakan yang dicampur dengan hormone 17 alpha methyltestosterone dapat mengubah dari XX menjadi XY. Sedangkan ikan XY atau jantan akan tetap jantan dan tidak dapat diubah lagi.

Pengubahan sex jantan pada ikan bertujuan untuk mengendalikan populasi perkembangbiakan ikan dalam satu kolam. Reproduksi anak-anak ikan yang tidak teratur akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ikan. Dengan mengunakan hormon pengubah sex menjadi jantan pertumbuhan ikan akan lebih cepat karena jantan lebih unggul dari betina.

Bagaimana membuat pakan berhormon sex buatan?

Pakan ikan pengubah sex buatan atau sex reversal dapat dibuat dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:

1. Larutkan 3 gram 17 alpha methyltestosterone dengan mengunakan alcohol etil 95% sebanyak 200 cc untuk mencairkan butiran hormone.

2. siapkan 1 kg pakan anak ikan yang halus sperti tepung. Campurkan pakan pada larutan hormone secara merata.

3. keringkan pakan yang sudah dicampur dengan hormone agar alkoholnya menguap. Jangan mengunakan cahaya matahari. Keringkan selama semalam dalam ruangan.

4. jika pakan sudah kering, masukkan kedalam wadah yang tertutup rapat.

5. pakan berhormon ini sudah dapat digunakan dalam 30 hari mendatang.

Apakah menggunakan pakan berhormon bernilai ekonomis?

Kurang dari 8 Rupian untuk setiap ekor ikan mengunakan hormon. Bibit ikan nila ukuran 0.5 gram atau panjang 35-5 cm di pasarkan dengan harga Rp. 200-300 perekor. Sedangkan bibit ikan yang diberi hormone dijual dengan harta yang lebih tinggi dihargai 350-500 perekor.

Apakah ikan yang mengunakan hormone aman?

Studi menunjukkan setelah 5 hari berhenti dari pemberian pakan berhormon ikan nila jantan tidak mengandung kimiawi yang membahayakan manusia. Dan setelah beberapa bulan sampai ikan dapat dikonsumsi, konsumen dijamin betul-betul aman untuk memakan ikan nila hasil jantanisasi.

Ikan nila kebanyakan hanya bisa hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Akan tetapi di Negara empat musim juga membudidaya ikan nila dengan cara moderen. System pengairan mengunakan heater pada musim dingin.

Mengenal dan mengetahui pengetahuan dasar budidaya ikan nila;

- Ikan nila betina bertelur antara 2000-2500 ekor tergantung besar kecil induk. Tingkat hidup bergantung pada kualitas air dan pakan yang diberikan.

Ikan nila bertelur pada kisaran empat sampai enam (4-6) minggu atau bisa lebih cepat jika benih ikan sudah dilepas oleh induknya.

- Telur ikan nila yang akan menjadi larva disimpan dalam mulut induk nila. Telur ikan nila akan menetas antara lima sampai tujuh (5-7) hari. Setelah menetas atau menjadi larva induk nila akan mengawasi anak ikan dengan mulutnya.

- Perbandingan perkawinan nila jantan dan bertina; 1:3 dalam setiap meter persegi masukan empat sampai lima pasang pasang induk nila, (5 jantan dan 20 nila betina) permeter persegi.

- Temperature budidaya ikan nila sebaiknya 25°C-31°C untuk pemijahan.

- Temperature dibawah 13°C ikan nila akan mati.

- Temperature antara 15°C-20°C ikan nila lambat membesar. 22°C-31°C ikan nila akan bertumbuh dengan cepat karena suhu seperti itu akan membuat ikan nila suka makan.

- Produksi ikan nila persetengah hektar berkisar 2-3 ton.

- Pakan nila berupa pellet tengelam dan pellet apung sebanyak 3.5 ton

- Nila konsumsi berat antara 200 gr. Sampai 800 gr. Perekor tergantung permintaan konsumen dan pasar.

- Makanan ikan nila mengandung protein 25-30 persen dan lemak 6-8 persen.

Sekedar hobby, atau untuk makan, atau untuk menjadikan sumber penghasilan tambahan. ikan nila merupakan potensial yang dapat dilirik oleh siapa saja yang ingin mengelutinya, Pendapatan yang lumayan jika dikelolah dengan baik. Selain daerah yang mendukung seperti air, ketersedian pakan juga sangat memungkinkan disetiap wilayah Indonesia yang kaya ini. Jadi, andapun pasti bisa membudidaya ikan nila dengan sedikit mengenal cara membesarkan ikan nila.

Sumber : Ikannila.com

Menggapai Mimpi Desa Nila

MENTERI Kelautan dan Perikanan Dr Fadel Muhammad, disaksikan Gubernur Jateng Bibit Waloyo dan Bupati Klaten Sunarno SE, baru-baru ini meluncurkan Program Budidaya Ikan Nila varietas Larasati dan BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia) di lahan Pembenihan Budidaya Ikan Air Tawar di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo.

Komitmen pemerintah ini diharapkan bukan sekadar perhatian sesaat, namun secara konsisten diikuti langkah-langkah konkret agar ke depannya mampu mendorong ekonomi rakyat lebih menggeliat.

Kabupaten Klaten khususnya bagian utara memiliki sumber air alam yang melimpah. Selain sebagai faktor pendukung utama pertanian dan pasokan air bersih, sumber air alam ini selanjutnya oleh para petani ikan di Kecamatan Polanharjo, Tulung,

Karanganom dan sekitarnya dimanfaatkan secara cerdas guna mengaliri kolam – kolam buatan untuk budidaya perikanan air tawar.

Beberapa varietas ikan dicoba dibudidayakan mulai jenis mujahir, tumbro, bawal, lele serta nila sebagai varietas unggulan
Sampai saat ini hasil yang diraih masyarakat sungguh menggembirakan.

Selain mendorong tingkat pendapatan, menggerakan perekonomian berbasis pemberdayaan, budidaya ikan di Klaten mampu menjadi ikon wilayah Kecamatan Polanharjo dan sekitarnya sebagai sentra produksi ikan air dengan kualitas baik.

Dengan luas baku usaha perikanan 74 hektare, jumlah pembudidaya ikan tercatat 1.849 orang, Kecamatan Polanharjo dan sekitarnya setiap tahunnya mampu menghasilkan 3.726,43 ton ikan siap jual.

suaramerdeka.com,07 Januari 2010.

Budidaya Ikan Nila Merah

Nila merah dikenal juga sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara homorum dengan mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan ini masuk ke Indonesia pada tahun 1981 dari Filipina dan tahun 1989 dari Thailand.

Budi daya nila merah telah berkembang di beberapa daerah, bahkan produksinya telah diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat. Dagingnya putih serta tebal. Rasanya enak, seperti ikan kakap merah. Di beberapa negara Eropa, daging nila merah dimanfaatkan sebagai substitusi bagi daging kakap merah.

Dalam budi daya, ikan nila merah mempunyai keunggulan antara lain 1) ikan nila merah respon terhadap pakan buatan, 2)pertumbuhan cepat, 3) dapat hidup dalam kondisi kepadatan tinggi, 4) nilai perbandingan antara konsumsi pakan dan daging Yang dihasilkan lebih rendah, 5) tahan terhadap penyakit dan lingkungan perairan yang tidak memadai, 6) rasa dagingnya enak dan banyak digemari masyarakat.

A. Sistematika
Famili : Chiclidae
Spesies : Oreochromis niloticus
Nama dagang : red tilapia
Nama lokal : kakap merapi, mujarah

B. Ciri-ciri dari Aspek Biologi
1. Ciri fisik
Tubuh ikan agak bulat dan pipih. Mulut terletak di ujung kepala (terminal). Garis rusuk (linea lateralis) terputus menjadi dua bagian dan terletak memanjang mulai dari atas sirip dada. Jumlsh sisik garis rusuk sebanyak 34 buah. Warna badan kemerahan polos atau bertotol-totol hitam dan sering pula berwarna albino (bule).

2. Pertumbuhan dan perkembangan
Nila merah bersifat beranak pinak dan cepat pertumbuhannya. Selain itu, ikan ini memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan kadar garam sampai 30 promil. Kedewasaan pertama tercapai pada umur 4-6 bulan dengan bobot 100-250 g. Jenis ikan ini dapat memijah 6-7 kali/tahun.

Seekor induk betina dapat menghasilkan telur sebanyak 1.000 - 1.500 butir. Saat pemijahan ikan jantan akan membuat sarang dan menjaganya. Telur yang telah dibuahi dierami oleh induk betina di dalam mulutnya. Penjagaan oleh betina masih terus dilanjutkan sampai seminggu setelah telur-telur tersebut menetas.

Di dalam karamba jaring apung ikan ini dapat mencapai ukuran di atas 250 g dalam waktu 4 bulan dari bobot awal sekitar 20 g. lkan jantan tumbuh lebih cepat dan lebih besar dibanding betinanya.

C. Pemilihan Lokasi Budi Daya

Sebagai ikan yang tergolong eurihalin, ikan nila merah dapat dibudidayakan di perairan tawar, payau, dan laut. Namun demikian, pada perairan dengan kadar garam tinggi (>29 ppt) ikan ini masih tumbuh baik, tetapi tidak dapat berkembang biak. Nila merah dapat tumbuh baik pada lingkungan perairan yang bersuhu antara 27-33 0 C; kadar oksigen terlarut >3 mg/l; pH 7-8,3; alkalinitas 90 — 190 mg/l; kesadahan 62-79 mg CaCO 3, kecepatan arus 10 -2o cm/dt, kecerahan >3 m, dan kedalaman air 10-20 M.

D. Wadah Budi Daya

Rakit sebagai tempat karamba dapat dibuat dari bahan kayu, pipa besi antikarat, atau bambu. Pelampung berupa drum plastik bervolume 200 l. Untuk satu unit KJA berukuran 5 m x 5 m, memerlukan 8-9 Pelampung karamaba dibuat dari jaring yang bahannya dari polietilen. Ukuran mata jaring tergantung dari ukuran ikan yang akan dipelihara. Pada setiap sudut karamba harus diberi pemberat dari batu atau semen cor seberat 2-5 kg. Jangkar diperlukan yang berfungsi untuk menjaga rakit agar tidak terbawa arus. Jangkar bisa terbuat dari besi, kayu, maupun coran semen.

E. Pengelolaan Budi Daya

1. Penyediaan benih
Pembenihan nila merah secara umum ditujukan untuk memproduksi benih campuran jantan betina. Mengingat ikan jantan mempunyai ukuran yang lebih besar dan laju pertumbuhan yang lebih cepat, banyak petani mengarahkan pada budi daya nila merah jantan. Oleh karena itu, para pakar budi daya perikanan telah berupaya menciptakan teknologi pembenihan nila merah jantan dengan penggunaan 6o mg hormon metiltestosteron yang dicampur ke dalam 1 kg pakan larva. Proses alih kelamin tersebut berlangsung selama 28 hari.

Pengangkutan benih sebaiknya dilakukan dengan sistem terbuka jika membutuhkan waktu kurang dari 4 jam. Sementara itu, apabila lebih dari 4 jam, pengangkutan dapat dilakukan dengan sistem tertutup menggunakan kantong plastik yang ditambahkan oksigen.

2. Penebaran
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari agar kondisi udara tidak terlalu panas. Sebelum penebaran, harus diperhatikan kondisi kualitas air. Jika kualitas air pengangkutan beda dengan kualitas air lokasi budi daya, perlu dilakukan adaptasi secara perlahan-lahan terutama terhadap salinitas dan suhu. Padat tebar yang optimal untuk diaplikasikan adalah 500 ekor/m3 dengan bobot awal benih 15-20 g/ekor dan waktu pemeliliaraan 3 bulan untuk sistem budi daya tunggal kelamin (jantan saja).

3. Pemberian pakan
Pada waktu muda ikan ini pemakan plankton, baik plankton nabati maupun hewani. Beranjak dewasa ikan nila merah mulai makan detritus dan sering juga alga benang. Selain bersifat herbivore, ikan ini bersifat omnivore sehingga dapat diberikan pakan buatan (pelet). Ikan ini tanggap, terhadap pakan buatan (pelet), baik pelet tenggelam maupun terapung. Pakan buatan yang diberikan adalah pelet dengan kandungan protein 26-28% sebanyak 3% dari bobot badan per hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam.

F. Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk mengetahui jenis penyakit dan Cara pencegahannya, diperlukan diagnose gejala penyakit. Gejala penyakit untuk ikan nila merah yang dibudidayakan dapat diamati dengan tenda-tanda berikut.

a) Penyakit kulit Gejala
- Berwarna merah di bagian tertentu.
- Kulit berubah warna menjadi lebih pucat.
- Tubuh berlendir.

Pengendalian
1) Perendaman ikan dalam larutan PK (kalium permanganat) selama 3o-6o menit dengan dOSiS 2 g/10 l air. Pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian.
2) Perendaman ikan dengan Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5%.

b) Penyakit pada insang
Gejala
- Tutup insang bengkak.
- Lembar insang pucat/keputihan.

Pengendalian
- Cara pengendalian sama dengan penyakit kulit.

c) Penyakit pada organ dalam Gejala
- Perut ikan bengkak.
- Sisik berdiri.
- Ikan tidak gesit.
- Pengendalian

Cara pengendaliannya sama dengan penyakit kulit.
Adapun secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit pada budi daya ikan nila merah di KJA adalah sebagai berikut.

1. HIndari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
2. Berikan pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
3. Hindari penggunaan pakan yang sudah berjamur.

G. Panen

Ikan nila merah yang dipelihara dengan padat penebaran 50o ekor/m3 dapat dipanen setelah 3 bulan. Produksinya 85 kg/m3 dan sintasan 85%. Pemanenan ikan di KJA mudah dilakukan. Sistem pemanenan dapat dilakukan secara total atau selektif tergantung dari kebutuhan.

Panen harus dilakukan hati-hati untuk mencegah terjadinya luka akibat gesekan atau tusukan sirip ikan lainnya. Cara panennya adalah dasar karamba diangkat perlahan-lahan. Namun, salah satu sisi karamba harus tetap berada dalam air untak memungkinkan ikan berkumpul. Setelah itu, ikan yang sudah terkumpul disisi karamba diseleksi dan ditangkap dengan menggunakan seser secara perlahan-lahan.
Ikan nila merupakan komoditas potensial yang patut dilirik oleh siapa saja yang ingin menggelutinya. Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus bleeker) merupakan jenis ikan air tawar favorit karena nilai jualnya yang tinggi sekaligus pertumbuhannya yang pesat menyebabkan waktu panen yang lebih pendek. Selain itu ikan nila juga mudah dikembangbiakan, dan dipelihara serta toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan. Rasanya cukup gurih sehingga digemari masvarakat Indonesia.Bentuk tubuh ikan nila lebih besar dari pada ikan mujair serta memiliki garis-garis putih vertical pada sirip ekor dan punggungnya. Ikan nila yang merupakan ikan sungai atau danau sangat cocok dibudidaya pada perairan yang tenang ataupun kolam. Toleransi ikan ini terhadap salinitas sangat tinggi, sehingga selain pada perairan tawar, nila juga sering ditemukan hidup dan berkembang pesat pada perairan payau, misalnya tambak.

Teknik Budidaya
Persiapan Kolam.
Jenis kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila yaitu kolam tanah dengan jenis tanah bertekstur liat atau liat berpasir. Kedalaman kolam sebaiknya berkisar antara 0,5-1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan tingkat kesuburan kolam dimana kedalaman kolam berpengaruh pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses fotosintesis sehingga menyebabkan tersedianya makanan alami bagi ikan di dalam kolam. Pada kolam sebaiknya memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. Hal ini penting dalam mengatur sirkulasi air di kolam.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan pengisian air pada kolam :
  • Kolam dikeringkan dan dijemur selama 4-7 hari atau sampai tanah dasar kolam retak-retak. Hal ini berguna untuk membasmi hama dan bibit-bibit penyakit.
  • Pemberian kapur pada kolam dengan dosis 10-25 gr/m2. Tujuannya adalah untuk membasmi bibit – bibit penyakit yang masih terdapat di dasar kolam dan selain itu juga dapat meningkatkan pH air.
  • Pemupukan kolam. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk buatan. Hal ini perlu karena sifat ikan nila yang menyukai pakan plankton. Pupuk kandang paling baik diberikan pada awal persiapan kolam dengan dosis 250 gr/m3. Setelah kolam diisi air selanjutnya diberikan pupuk anorganik berupa urea dan TSP dengan dosis masing – masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.
  • Pengisian air kolam. Sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata air atau air sumur. Untuk pengisian pertama, kolam diisi air hingga ketinggian 5-10 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari. Hal ini berguna untuk tumbuhnya makanan alami di kolam. Selanjutnya di kolam diisi penuh dan dilanjutkan dengan pemupukan menggunakan pupuk anorganik.

Penebaran Benih.
Ciri-ciri benih yang baik adalah yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih dikeluarkan.

Pemberian Pakan.
Jenis pakan yang baik berupa pellet yang mengandung 25% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5%dari berat tubuh ikan.

Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada : Kesuburan kolam, Ukuran ikan yang diharapkan, Teknik pemeliharaan. Biasanya untuk ukuran 500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 bulan pemeliharaan. Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser.

Pemasaran.
Potensi pasar untuk ikan nila masih sangat lebar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan nila ini dapat Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai kolam pemancingan ikan, pasar-pasar tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.

Analisa Usaha.
Budidaya dilakukan pada kolam sederhana ukuran 50 m2 dengan padat tebar 35 ekor/m2.
Feeding rate sebesar 3% dengan masa pemeliharaan 3,5 bulan, mortalitas 25% dan hasil panen ukuran 300 gr perekor.

1.Investasi
•Pembuatan kolam dan pembelian peralatan = Rp. 1.000.000

2.Biaya
•Biaya Tetap per panen dalam satu tahun Rp. 480.000: 4 = Rp. 120.000
•Biaya variable terdiri dari Benih+pakan+ Obat = Rp. 2.051.200
Total biaya = Rp. 2.051.200 + Rp. 120.000 = Rp. 2.171.200
3.Hasil Produksi per periode = Panen 394 kg@ 9000 = Rp. 3.536.000
4.Keuntungan = Rp. 3.536.000 - Rp. 2.171.200 = Rp. 1.374.800


Tidak ada komentar:

Posting Komentar